Tuesday, 22 November 2016
RESENSI FILM “ KITA VS KORUPSI”
Film yang berjudul “KITA VS
KORUPSI” ini merupakan kumpulan cerita pendek yang menceritakan tentang korupsi
yang terjadi disekitar kita. Berikut review dari beberapa cerita pendek
tersebut dalam film “KITA VS KORUPSI” :
1.
RUMAH PERKARA
Sutradara : Emil Heradi
Film
ini mengangkat sebuah cerita tentang seorang kepala desa/ lurah yang tidak
menepati semua janjinya untuk mensejahterakan, melindungi dan menjaga rakyat
dan daerahnya dengan disertai sumpah DEMI ALLAH. Tetapi setelah terpilihnya dia
sebagai kepala desa, dia menyetujui suatu program, dimana sebagian tanah
didesanya tersebut akan dijadikan tempat wisata. Karena mendapatkan kucuran
dana yang tidak sedikit dari para investor dan para jajaran proyektor itu,
kepala desa secepatnya mengambil hak tanah milik warga. Banyak warga disana
yang pergi dari desanya tersebut dikarenakan sudah tidak memiliki hak atas
tanahnya yang sudah diambil pengusaha pemilik proyek pembangunan tempat wisata
tersebut. Namun terjadi sebuah konflik, dimana kepala desa tersebut memiliki
simpanan yang tidak mau pindah dari rumah itu, karena rumah adalah rumah satu-satunya
yang dia miliki. Dan singkatnya setelah kepala desa tersebut telah berhasil
mendapatkan surat tanah dari wanita simpanannya itu. Saat para proyektor sudah
habis kesabaran karena wanita itu tidak mau meninggalkan rumahnya, lalu mereka
membakar rumah wanita tersebut dan wanita tersebut masih ada didalamnya, dan
dengan menyesal kepala desa tersebut datang terlambat ke rumah itu dan
mendapati rumah itu telah terbakar habis.
Perkembangan watak kepala desa
: kepala desa sangatlah menang sendiri dalam film ini, karena tidak
mempertimbangkan nasib rakyatnya.
Korupsi yang ditampilkan :
kepala desa melakukan korupsi yaitu dengan menyetujui suatu program yang tidak
mempertimbangkan nasib rakyatnya karena dia akan mendapatkan kucuran dana yang
sangat besar.
Akibat yang timbul : kepala
desa menyesal yang sangat terdalam dia terima karena dia tidak bias menjalankan
amanahnya.
Resume Film 1 (Rumah Perkara):
Sebuah desa yang dipimpin seorang lurah
bernama Yatna melakukan sebuah kerja sama dengan seorang developer perumahan
untuk membangun sebuah real estate di desanya itu. Dengan iming-iming tentu
saja. Semua penduduk di desa itu disuruh pergi meninggalkan desa, dan hanya
tersisa seorang janda yang masih menetap di sana. Akhirnya karena bingung
mengusir janda itu, bawahan-bawahan sang developer melakukan cara tercepat dan
termudah dengan membakar rumah sang janda, padahal janda itu sedang berada di
dalam rumah. Namun, seorang anak tiba dimana anak dari kepala desa pergi ke
rumah janda itu untuk mencari ayahnya, masuk kedalam rumah, dan dia juga ikut
terbakar disana.
Pada film berjudul ”Rumah Perkara” menekankan
kita ketika kita menjadi pemimpin jangan memberikan janji yang belum tentu kita
bisa lakukan apalagi jika bersangkutpaut dengan adanya uang dari pihak lainnya.
Sehingga ketika kita berjanji banyak hal dan terpilih suatu hari nanti maka
sangat sulit melakukan hal yang benar saat sudah berhadapan dengan uang yang
ada di depan mata. Maka dari itu, pemimpin memiliki tanggung jawab yang besar
dalam hal janji dan perlindungan, bukan untuk masalah kepentingan diri sendiri
ataupun uang yang mereka dapatkan dari pihak lainnya.
2.
AKU PADAMU
Sutradara : Lasja Fauzia
Susatyo
Film ini berkisahkan dari
seorang gadis yang akan pergi untuk kawin lari dengan kekasihnya karena dia
sudah muak akan ayah nya yang sering melakukan korupsi dan kecurangan. Dia
tidak ingin sosol ayahnya datang dipernikahannya, namun persyaratan pernikahan
itu harus memakai kartu keluarga, tetapi satu sama lain tak ada yang membawa
kartu keluarga dan kekasih gadis tersebut berkata padanya untuk memakai bantuan
orang dalam agar prosesnya lebih cepat, seketika gadis tersebut menolak karena
dia mengingat akan masa lalunya, dimana masalalu yang mengajarkan dia untuk memulai
sesuatu yang kecil pun harus dengan kejujuran karena “DIRIMU YANG SEKARANG
ADALAH CERMINAN KEHIDUPAN MU NANTI”
Pada masa kecilnya, dia
memiliki guru yang tidak mau menyogok ayahnya untuk menjadi seorang PNS , dan
akhirnya guru itu pun dipecat dari sekolahnya karena tidak memberikan uang
kepada bagisan pengurus kepegawaian, tapi guru itu tetap berusaha untuk
mengajar muridnya walau bukan sebagai guru disekolahnya. Guru itu tetap
bertahan dengan keadaan yang seadanya, guru itu pun akhirnya meninggal karena
sakit. Karena pengalaman masa kecilnya tersebutlah yang membuat seorang gadis
ini memiliki pendirian untuk tidak menyogok.
Perkembangan watak laras
(seorang gadis) : gadis ini memiliki pendirian untuk tidak menyogok karena
pengalaman yang didapat pada masa kecilnya dulu.
· Korupsi
yang ditampilkan :
o Korupsi untuk mengangkat seorang guru untuk menjadi PNS
o Calo untuk mempermudah proses menikah di KUA
· Akibat yang timbul : hingga akhir hidupnya dia (Laras) tidak
pernah menyesal karena dia melakukan hal yang benar dan jujur.
Resume Film 2 (Aku Padamu):
Vano dan Laras ingin menikah tanpa
sepengetahuan orang tua Laras. Ketika mereka sampai di KUA, mereka tidak bisa
langsung menikah karena surat kesahannya nggak lengkap. Hasilnya, keinginan
mereka terhambat urusan kartu keluarga, dan calo pun menjadi pilihan. Vano
untuk mempercepat penyelesaian masalah tersebut. Namun Laras tidak mau karena
itu termasuk salah satu tindak yang dekat dengan korupsi yaitu nepotisme, dan
dia sangat anti yang namanya korupsi, karena Ayahnya adalah seorang pegawai
negeri yang sempat melakukan korupsi sertifikasi guru. Laras ternyata bukanlah
sekedar anak muda zaman sekarang yang biasa. Dalam dirinya tertanam nilai-nilai
anti suap yang diwariskan oleh guru panutannya saat SD, seorang guru honorer
yang rela hidup susah hingga akhir hidupnya karena tidak mau membayar uang
pelicin kepada ayah Laras, sang kepala sekolah.
Tanggapan Film 2 (Aku Padamu):
Pada film berjudul ”Aku Padamu” ini
menekankan kalau kita tidak boleh mengalah dan menyerah untuk menjalani hidup
dengan jujur apalagi segala sesuatu di dalam kehidupan ini berawal dari yang
kecil hingga akhirnya menjadi besar. Sekali tidak jujur maka akan terbiasa
menjadi tidak jujur. Bahkan menggampangkan semua hal yang salah karena orang
melakukannya. Padahal kita tahu yang orang lakukan salah. Itulah masalahnya.
Hal yang besar berawal dari sesuatu yang kecil jadi kalau kita sudah melakukan
kebohongan di rumah, maka akan berdampak kepada hal-hal lainnya. Sehingga pada
akhir kesimpulan cerita terdapat kutipan jika kita ingin sesuatu yang benar
maka lakukanlah cara yang benar pula.
3.
SELAMAT SIANG RISA
Sutradara : Ine Febriyanti
Selamat siang risa adalah film
yang mengisahkan satu keluarga kecil yang sederhana tapi bahagia, yang mana
didalam satu keluarga ini diajarkan arti hidup sederhana, jujur, dan
bertanggung jawab walaupun bisa dibilang hidup mereka sangat jauh dari kata
cukup. Seorang ayah yang hanya bekerja sebgaai staf penjaga gudang beras yang
tidak pernah naik pangkat karena dia adalah orang yang jujur dalam hal apa saja
dan istrinya yang hanya bekerja sebagai penjahit rumahan yang memiliki satu
putri cantik dan satu putra yang tampan, walaupun keluarga itu mengalami
kesulitan uang yang sangat menyusahkan mereka namun mereka tetap pada pendirian
mereka, ketika anak laki-lakinya sakit dan keluarga itu ada dalam masa dimana
mereka tidak mempunyai uang sama sekali, ,mereka mencoba untuk meminta tolong
pada tetangganya tetapi tidak ada satupun tetangganya yang dapat menolong
mereka, dimalam itu juga datang seorang juragan beras kerumah mereka dia
meminta tolong untuk menimbun beras, dan dia akan memberi upah uang yang sangat
banyak, tetapi seorang ayah yang jujur tersebut menolak permintaan juragan
beras tersebut karena juragan beras tersebut bermaksud untuk menyelundupkan
beras didalam gudang tersebut.
Beberapa tahun kemudian
pun gadis kecil yang cantik tumbuh menjadi perempuan yang menjabat sebagai kepala
bagian perijinan disuatu perusahaan, dia diminta untuk melancarkan sebuah
proyek agar ijinnya bias cepat dikeluarkan dengan bayaran yang cukup besar,
tapi dia menolak karena ingat apa yang diajarkan ayahnya untuk tidak menerima
sogokan. Dan risa mempunyai pendirian bahwa “ kebaikan itu lahir dari kebaikan
sebelumnya”.
· Perkembangan watak seorang ayah : ayahnya sangat berpendirian agar
tidak melakukan korupsi meskipun hidupnya sangat jauh dari kata cukup.
· Korupsi yang ditampilkan :
o Menyogok seorang ayah tersebut untuk membantu menyimpan beras
digudangnya dan mendapat bayaran yang sangat besar.
o Menyogok risa(kepala bagian perijinan disuatu perusahaan) agar
dapat memperlancar bisnis orang tersebut.
· Akibat yang timbul :
· Seorang ayah tersebut berhasil mendidik anaknya dan member contoh
agar tidak melakukan korupsi.
Resume Film 3 (Selamat Siang, Risa):
Seorang penjaga gudang bernama Arwoko yang
tengah dilanda kesulitan ekonomi pada masa Malari. Kebimbangan adalah hal yang
sangat sering terjadi ketika kita berhadapan dengan korupsi, begitu pula yang
terjadi saat Arwoko menerima tawaran dari seorang penimbun beras untuk
menggunakan gudangnya yang saat itu sedang kosong, apalagi seluruh teman-teman
dan atasannya telah menerima tawaran tersebut. Pergolakan batin Arwoko tergarap
dengan baik dan penuh emosi di sini. Ada satu tumpuk. Dua tumpuk. Tiga tumpuk
uang seratus ribuan yang di sodorkan perlahan ke atas meja. Arwoko terdiam. Koh
Abeng menyodorkan tiga tumpuk duit itu ke arah Arwoko, seolah Arwoko sungkan
untuk mengambilnya. Di balik kamar, sang isteri berlinang airmata karena bayi
mereka yang tengah sakit membutuhkan biaya obat. Sangat mudah untuk tergoda
dengan tumpukan duit itu. Apalagi, Koh Abeng hanya butuh gudang-gudang kosong
di bawah pengawasan Arwoko untuk meletakkan dagangannya. Arwoko masih terdiam.
Wajahnya menyimpan emosi. Ada beberapa detik yang menentukan apakah Arwoko akan
menyerah karena situasi yang sulit atau dia akan berpegang pada kebersihan dengan
risiko penyakit anaknya yang semakin parah. Arwoko menolak mesti diiming-imingi
uang banyak, karena dia konsisten dengan kerjanya. Padahal kondisi kehidupan
mereka juga sedang pas-pasan. Akhirnya Koh Abeng meninggalkan tempat dan istri
tersebut mengatakan bahwa dirinya tidak bisa.
Tanggapan Film 3 (Selamat Siang, Risa):
Tanggapan Film 3 (Selamat Siang, Risa):
Film ketiga yang berjudul “Selamat Siang,
Risa” ini menggambarkan seorang anak yang dibesarkan dengan kejujuran orang
tuanya terhadap hidup dan masalah penyalahgunaan wewenang meskipun kecil
mempengaruhi kehidupan dia selanjutnya. Dia belajar banyak dari kejujuran orang
tuanya. Dengan jujur semua pada akhirnya akan baik-baik saja. Bayangkan kalau
ayahnya menerima uang sogokan. Di masa akan datang anaknya pasti akan merasa
biasa saja untuk menerima uang tambahan yang diberikan pihak lain.Ssemua
kembali dari mana kita berasal. Kalau kita dibesarkan dengan menjunjung tinggi
kejujuran, kita akan menjadi orang yang jujur.
4.
Psssstttt….JANGAN BILANG SIAPA-SIAPA
Sutradara : Chairun Nissa
Judul keempat film kita vs
korupsi ini adalah Pssst jangan bilang siapa-siapa. Film ini menceritakan
perilaku anak remaja sekarang yang sering melakukan tindakan berbohong dan
mencoba untuk melakukan korupsi di usia dini. Dalam kehidupan sehari-harilah
yang mengajarkan anak usia dini semacam ini melakukan tindakan korupsi, dari
ayah yang sering berkorupsi di kantor, ibunya yang sering berbohong dan meminta
uang belanja lebih, anak yang berbohong meminta uang untuk keperluan sekolah
lebih, seorang guru yang memakai uang untuk member nilai, mungkin di zaman
seakarang kejujuran sangatlah susah. Tetapi beda dengan pemain yang bernama
gita difilm ini, gita berbeda pendapat dengan teman-temannya yang selalu bangga
dengan hal itu, gita memiliki caranya sendiri untuk memperjuangkan keinginannya
seperti membeli kamera hasil menabungnya, dan dia rela mendapatkan nilai kecil
karena dia tidak membeli buku di gurunya karena dia membeli buku itu diluar
namun bagi dia semua kembali pada diri kita semua.
· Perkembangan watak
Ola dan Eci : sering melakukan korupsi dalam keluarganya, termasuk ayah dan
ibunya.
· Perkembangan watak Gita : sangat berpendirian, tidak mudah
terpengaruh oleh teman-temannya yang suka korupsi.
· Korupsi yang
ditampilkan :
o Ibu Ola selalu meminta uang belanja lebih
o Ayah Ola melakukan korupsi dengan atasannya
o Ola melakukan korupsi dengan meminta uanglebih untuk membeli
perlengkapan sekolah
o Gurunya melakukan korupsi dengan member nilai dengan memakai uang
untuk member nilai
· Akibat
yang timbul : Dalam lingkungan Gita sudah jarang ditemukan orang-orang jujur
dan yang tidak melakukan korupsi.
Resume Film 4 (Pssst... Jangan Bilang Siapa
Siapa):
Berawal dari sebuah rekaman dalam kehidupan
sekolah, Olla yang direkam oleh temannya, Gita untuk membuat sebuah video-cam
tentang temannya. Saat perekeman berlangsung, saat mereka berada di kantin,
mereka bertemu dengan Echi. Saat mereka berbincang di kantin, Gita menyadari
banyak cerita di sekelilingnya yang dia tidak tahu. Temannya Gita yang bertugas
menjual buku dari gurunya mengungkapkan alasan dia mendapat nilai yang lebih
rendah dari temannya hanya karena dia tidak membeli buku yang dijual gurunya.
Nilai bukannya ditentukan prestasinya tetapi ditentukan menguntungkan atau
tidaknya guru tersebut. Di lain pihak, temannya yang lain terbiasa berbohong
kepada orang tuanya saat meminta uang untuk membeli buku pelajaran. Ayahnya
anak ini berbohong kepada atasannya. Atasannya akan berbohong kepada atasannya.
Karena ini, terbentuk lingkaran kebohongan. Temannya Gita menganggap sogok
menjadi biasa.
Tanggapan Film 4 (Pssst... Jangan Bilang Siapa Siapa):
Pada film ”Pssst... Jangan Bilang Siapa
Siapa” sangat mudah untuk diambil amanahnya karena menyangkut dalam kehidupan
sehari-hari seorang remaja di sekolah. Dengan teknik pengambilan gambar
video-cam dari mata seorang murid SMA yang sedang membuat film dokumenter, kita
melihat anak-anak SMA masa kini yang dengan enteng menilep duit di sana-sini.
Satu murid ditugaskan gurunya untuk menjual buku pelajaran dengan harga yang
lebih mahal daripada harga buku di toko. Keuntungannya akan dikantongi sang
guru dan sang murid. Korupsi ini terus berantai dari satu orang ke orang lain,
dimulai dari usia dini hingga dewasa dan berlangsung dari lini terbawah hingga
atas, vertikal dan horizontal.
KESIMPULAN DAN PESAN MORAL
Dapat ditarik kesimpulan bahwa
film film diatas adalah sesuatu itu harus dimulai dari kecil dan ditanamkan
sejak dini seperti kejujuran, kemandirian, dan kesederhanaan yang akan membuat
seseorang terbiasa dan terhindar dari perbuatan korupsi
Subscribe to:
Posts (Atom)